Monday, November 28, 2011

Belajarlah Gaya Hidup Kepada Bangsa China

Oleh : KH. A. Hasyim Muzadi
Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang

Saya ingin menyampaikan sesuatu yang menarik tentang RRC (Tiongkok) kepada kamu semua. Dengan perjalanan ini, saya menjadi lebih mengerti kenapa Rasulullah SAW menganjurkan kita supaya mencari ilmu, sekalipun ke Negeri Cina. Saya perhatikan ada beberapa kekhususan dari China, yaitu:

1. Segi Historis (Sejarah)
China adalah bangsa yang tua karena beribu-ribu tahun sebelum masehi, China sudah menjadi bangsa yang besar bersama dengan Romawi, Yunani, Persia, India, dll. Ini adalah bangsa-bangsa tua yang ribuan tahun sebelum masehi sudah dikenal dalam sejarah.

2. Segi Geografis
China persis berada pada posisi tengah-tengah dari Benua Asia. Adapun selisih waktu antara Beijing dengan Jakarta hanya 1 jam sebagaimana selisih WIB dan WITA.
Luas Negara China ini luar biasa, bahkan melampui luasnya Amerika Serikat dan hampir sama dengan luas Uni Sovyet sebelum pecah.

3. Segi Populasi
Negara China mempunyai jumlah populasi terbesar di dunia, yaitu mencapai 1,3 milyar jiwa. Ini jumlah penduduk yang ada di China daratan, belum lagi bangsa China berada di luar China (Overseas China). Di Negara mana-mana pasti ada orang China, termasuk Kalpataru, Cengger Ayam, bahkan daerah yang nyelempit-nyelempit itu. Jadi, tidak ada satu kota pun di dunia ini yang tidak ada orang Chinanya. Jumlah populasi orang China yang berada
di luar RRC itu kalau ditotal sekitar 600 juta jiwa. Sehingga kalau

ditotal secara keseluruhan, maka jumlah populasi warga China mencapai

hampir 2 milyar jiwa.

4. Segi Ekonomi

China ini adalah bangsa yang mempunyai

etos kerja tinggi dan pekerja keras. Dalam satu hari, orang China mampu

bekerja selama 11 jam, padahal kita saja yang berkerja 8 jam sehari

sudah merasa berat. Perhatikan orang China yang buka toko. Pada pukul

06.00 dia sudah membuka toko dan tutup menjelang Maghrib, kemudian

malam harinya, dia totalan. Jadi, waktu yang tersisa itu hanya digunakan untuk
tidur atau untuk keperluan yang berkaitan dengan usaha dagangnya.

Di samping sebagai pekerja keras, orang China adalah pekerja

cerdas. Sekarang ini, tidak ada satu barang pun di dunia ini yang tidak

ditiru oleh Negara China. Suatu saat saya pergi ke pasar malem. Di sana

saya ditunjukkan jam tangan merk Rolex, mulai dari yang asli seharga 70

juta Rupiah, sampai Rolex yang seharga Rp. 70.000, dan kita sulit untuk

membedakan antara yang asli dengan yang palsu. Oleh karena itu, RRC

mempunyai potensi luar biasa untuk menghancurkan Barat. Apalagi

produksi-produksi di sana dibuat secara besar-besaran, yaitu kalau satu

orang membuat 10 baju, maka dari RRC akan mengekspor sekirat 12-13

milyar baju.

5. Rasa Persaudaraan (Kecinaan)

Bangsa China mempunyai

rasa "kecinaan" dunia. Jadi, kalau orang China ketemu sama orang
China

lainnya, perasaannya lain dibandingkan ketemu dengan kita.

6. Segi Politik

Dahulu Negara China diperintah oleh Kaisar. Tunduk kepada Kaisar adalah

harga mati, sehingga pada zaman Kekaisaran, Kaisar menyuruh rakyat

untuk membangon tembok besar China meski harus mengorbankan ratusan

ribu jiwa. Tembok besar China ini dibangun di puncak-puncak bukit dan

panjangnya sekita sepanjang 6000 KM.

Kalau ada pekerja yang mati, maka langsung dikuburkan di dekat situ.

Jadi, tembok besar China itu sebenarnya angker karena ada alam

arwahnya.

Setelah itu Negara China dipimpin oleh Komunis. Pemerintahan

Komunis ditambah dengan etos kerja bangsa China yang luar biasa,

menjadikan Negara China memperoleh untung besar. Kenapa?, karena nilai

yang dimakan oleh masing-masing orang China, lebih sedikit dari pada

nilai hasil kerja mereka. Ibaratnya: kalau nilai kerjanya Rp. 20.000

perhari, maka dia hanya memakainya sebanyak Rp, 10.000 sehari,

sedangkan yang Rp. 10.000 lainnya menjadi hak Negara, sehingga yang

semakin kuat adalah Negaranya. Ini terjadi pada waktu pemerintahan

Komunis dipimpin oleh tokoh bernama Mao Zedong.

Setelah Mao Zedong meninggal dunia, sistem ekonomi China diubah,

namun politiknya tetap berhaluan Komunis. Artinya: orang China masih

diperintahkan untuk kolektivitas, tapi ekonomi China mulai dibuka

pelan-pelan. Dari situ, mulai ada ekspor dan impor, investasi, dsb.

Bahkan lebih dari 4 juta anak-anak muda China, dikirim ke seluruh dunia

untuk belajar membuat barang-barang yang dibuat di negara-negara yang

mereka tempati. Semua itu dibiayai oleh Negara.

Akhirnya ekonomi China meledak dan berkembang sangat pesat.

Kenapa?, karena bangsa China itu tidak suka hidup mewah, di samping

karena budaya, juga karena faktor politik Komunisme yang dianut. Jadi,

Negara China itu dari Komunis, bergeser ke arah Sosialis yang agak

longgar, bahkan sekarang menjadi Kapitalis, namun bukan
"dikapitalisi"

oleh orang lain.

Dalam tempo kurang dari 20 tahun, kota-kota besar di China disulap menjadi
lebih hebat dari Washington dan New York.

Jadi, di sana saya seperti memasuki daerah yang aneh, karena saya dulu

pernah ke China, tapi tidak seperti yang sekarang ini. Sekarang ini

Negara China luar biasa hebatnya dan mulai menggeser posisi ekonomi

Barat. Kenapa itu bisa terjadi?, karena RRC tidak mau terikat dengan

semua ikatan ekonomi internasional, baik itu IMF, ILO, WTO, dsb.

Sehingga RRC ini berjalan tidak berdasarkan konsensus internasional,

melainkan menggelinding sendirian dengan kekuatan raksasa yang mereka

miliki.

Hidup bangsa China tetep sederhana, karena mereka mempunyai budaya

yang mengacu kepada filsafat Konghucu. Sekalipun bangsa China adalah

komunis yang menganut ajaran tidak bertuhan (atheisme), tapi sebenarnya

mereka masih mendewakan Kongfuche sampai hari ini. Orang China yang

beragama Kristen menganut Konghuchu, orang China yang beragama Islam

juga menganut Konghuchu, dsb. Konghuchu sudah menjadi agama negara dan

agama bangsa.

Umat Islam di China tidak besar, jumlah mereka kurang lebih sekitar

50 juta saja. Apa artinya 50 juta muslim di tengah-tengah 1.3 milyar

penduduk RRC. Orang Islam di sana rata-rata sudah berusia tua yang

kelasnya "Husnul khatimah".

Nah, yang menarik bagi saya dan mungkin cocok dengan kandungan

Hadits di atas adalah bahwa bangsa China itu selalu hidup di bawah

jumlah penghasilannya. Saya kira, sikap ini perlu kamu tiru. Tidak ada

orang China yang menghabiskan uang Rp. 10.000 sehari, kalau

penghasilannya tidak mencapai Rp. 15.000. Ketika orang China masih

berpenghasilan Rp. 5.000, maka dia hanya makan sebanyak Rp. 4.000 saja.

Jadi, bangsa China itu pantang memakan habis hasil keringatnya dan

harus ada sisa dari hasil keringatnya tadi.

Bangsa China sudah terbiasa hidup sederhana. Mereka bisa bikin

mobil, motor, dsb. Mereka juga bisa meniru sepeda motor model Harley

Davidson. Meskipun demikian, mereka jarang naik sepeda motor. Saya

lihat di kota Peking, kalau orang mau bepergian yang jaraknya kurang

dari 1 KM, maka mereka memilih jalan kaki; kalau lebih dari 1 KM,

mereka memilih naik sepeda; dan kalau lebih dari 5 KM, maka mereka

memilih naik bus. Kalau sudah kaya betul, baru mereka mempunyai mobil;

itupun jarang dipakai, karena mereka lebih suka naik bus sekalipun

sudah mempunyai mobil sendiri. Alasan mereka sederhana dan rasional,

yaitu jalan kaki itu lebih hemat, lebih sehat, lebih selamat, dan

anti-polusi.

Di sana juga banyak sepeda pancal, namun sepeda yang dipakai itu

jelek-jelek, karena yang baik-baik itu untuk dijual. Jadi, bangsa China

ini mempunyai sifat-sifat yang agak aneh dibandingkan dengan

bangsa-bangsa yang lain. Orang China itu kalau yang terbaik untuk

dijual, sedangkan yang jelek untuk dipakai sendiri.

Di RRC jarang ada rumah mewah, yang banyak adalah rumah susun,

maklum jumlah penduduknya milyaran orang. Sedangan bangunan yang

megah-megah adalah semacam universitas, pertokoan, mall, kantor, dsb.

Orang-orang

China jarang yang gemuk, padahal makannya banyak. Mereka bisa langsing

karena sering jalan kaki dan berolah raga. Bahkan hampir seluruh

tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat-obatan, tumbuh subur di

Negara China. Ibaratnya, Negara China adalah miniatur dari

tanaman-tanaman yang berkhasiat obat. Lha, ini yang menginspirasi Mr.

Li Xiang untuk memproduksi obat-obatan, tapi sudah dimodernisir. Pabrik

yang dimiliki oleh Mr. Xiang ini sekarang sudah menguasai 1/3 pasaran

obat di dunia. Dia menggunakan sistem MLM (Multi Level Marketing) dan

sistem bonus, yaitu setiap orang yang berhasil menggaet pelanggan lain,

akan diberi bonus. Jadi, kalau saya membuat 100 anak Al-Hikam membeli

produk obatnya, maka saya akan mendapatkan keuntungan dari 100 orang

tadi. Dengan sistem promosi yang berjenjang seperti ini, maka orang

berlomba-lomba kaya melalui pabrik milik Mr. Xiang ini. Bonusnya juga

ndak tanggung-tanggung, ada bonus berupa pesawat, kapal pesiar, mobil,

sepeda motor, dsb.

Saya kan sudah ke Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika, dsb., saya

melihat bangsa China ini memang aneh. Mereka lebih mendulukan bekerja

dari pada makan. Jumlah yang dimakan harus di bawah hasil kerja.

Sebenarnya makannya orang China itu banyak sama dengan makanya orang

Arab; akan tetapi karena mereka berolah-raga terus, sehingga jarang

yang gemuk. Lain hanya dengan orang Amerika, di sana ada wong gowo wetenge
tok wis kabotan, mergo kakean badokan (orang

bawa perutnya sendiri sudah keberatan, sebab kebanyakan makan. red).

Lalu saya teringat pada Hadits Rasulullah SAW , Hadits itu ditujukan

untuk urusan kehidupan duniawi.

Bangsa China ini pekerja keras dan pekerja cerdas. Kalau orang

Bugis, Madura dan Batak adalah pekerja keras, tapi tidak cerdas,

sehingga kalau ayahnya jualan rokok di rombong, maka anaknya juga

demikian. Beda dengan orang China; kalau ayahnya jualan kacang

buntelan, maka pada saat anaknya nanti, usahanya sudah menjadi pabrik

kacang. Jadi, untuk faktor enterpreneurship, mungkin China itu nomer

satu di dunia.

Orang Barat itu hebat dalam hal penelitian dan penemuan. Mereka

meneliti sampai bisa menemukan listrik, kereta api, silinder, dsb.

Adapun masalah berdagang dan mencari rezeki, jagonya adalah China.

Sedangkan kalau makan tapi tidak kerja, jagonya adalah orang Indonesia.

Jadi, orang Indonesia itu maunya, kalau kerja tidak berkeringat, tapi

kalau makan, harus berkeringat. Berarti di sini kita mengalami hambatan

budaya untuk maju.

Ini semua membuat saya mikir-mikir: seandainya ibadah, tauhid, dan

akhlaq kita digandengkan dengan etos kerjanya orang China, maka saya

kira, itulah yang dimaksud oleh Hadits Rasulullah SAW.

"Bekerjalah

untuk duniammu, seakan-akan engkau hidup selamanya; dan bekerjalah

untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari"

Kesalahan orang Islam adalah menghindari kerja keras, seakan-akan

tidak berkerja keras adalah bagian dari tasawuf, padahal pandangan

seperti itu adalah bagian dari kebodohan. Tasawuf itu ngeresii ati,

bukan nganggur. Banyak orang Islam yang merasa mulya ketika ngganggur,

tapi kok urip, padahal orang seperti ini pasti menjadi benalu atau

seperti bunga teratai yang hidup terombang-ambing di atas air,

sekalipun berbunga, ia tidak bisa lepas dari air. Oleh karena itu, saya

ingin kamu semua mempunyai etos kerja dan enterpreneurship.

Saya melihat orang China di sana jarang omong. Mereka ngomong

seperlunya, karena pekerjaan lebih mereka dahulukan. Sedangkan di
sini, omong-omongan tok iso sampek 4 jam sambil ngentekno kopi 4
gelas (berbincang- bincang

saja bisa sampai 4 jam sambil menghabiskan kopi 4 gelas. red), serta

bercerita yang sama sekali tidak ada gunanya. Ini disebut dengan wasting
time (menyia- nyiakan

waktu), padahal di dalam Hadits disebutkan bahwa orang yang

menyia-nyiakan waktu atau hidupnya, berarti dia sedang disia-siakan

oleh Allah SWT.

Sebenarnya Islam mengajarkan etos kerja ini ketika Rasulullah SAW

ditanya: "Rezeki apa yang paling baik?", beliau menjawab;
"Rezeki

terbaik adalah rezeki hasil tangannya sendiri". Kadang-kadang, karena

orang tua masih cukup, maka seseorang nebeng kepada orang tua,

sementara dia sendiri tidak ada mempunyai kreativitas; sehingga begitu

ditinggal mati oleh orang tuanya, dia akan kelabakan.

Saya melihat bahwa perusahaan-perusaha an besar milik orang China di

Indonesia, rata-rata Grand Manager-nya berusia di bawah 40 tahun.

Misalnya: Gudang Garam, Djarum, dsb. Perusahaan-perusaha an itu sudah

tidak dipegang oleh ayahnya, karena ayahnya sudah menjadi konsultan,

sedangkan yang menjadi eksekutif commite-nya adalah anak-anaknya.

Saya sebenarnya ingin kamu berlatih dua hal, yaitu: jangan

memubadzirkan waktumu, demi menegakkan etos kerja dan berusahalah

berprestasi lebih tinggi dari pada apa yang kamu butuhkan.

Hal-hal

seperti di atas, kalau digandengkan dengan akhlak dan tauhid, maka

itulah bentuk nyata dari fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah.

Negara-negara Islam, mulai dari Saudai Arabia sampai Maroko, adalah

Negara-negara yang kaya, namun bukan Negara yang maju. Negara-negara di

Timur Tengah menjadi Negara kaya, karena mempunyai minyaknya melimpah.

Namun karena yang menyedot minyak adalah Amerika, maka Negara-negara

Timur Tengah hanya dikasih 15 % dari hasil sedotan. Itu sudah membuat

mereka menjadi Negara kaya, akan tetapi tidak bisa menjadikan mereka

sebagai Negara maju, karena nyedot minyak saja tidak bisa. Sementara

Negara-negara di Timur Tengah yang tidak punya minyak, semuanya menjadi

Negara miskin, contoh: Mesir, Tunisia, Al-Jazair, Moroko, apalagi

Sudan. Sudan itu ibukotanya bernama Kartoum, namun bandara Kartoum saja

tidak ada WC-nya, sehingga kalau mau kencing harus melayu adoh ke

tempat sing gerumbul-gerumbul  (yang rimbun. red), sehabis kencing,
diobati (maksudnya; diobat-abit) .

Sebenarnya, perintah melihat bangsa China adalah bagian dari Hadits

yang menyatakan bahwa hikmah itu adalah milik orang mukmin. Kalau

hikmah itu kececer pada orang lain, maka hikmah itu adalah milikmu.

Jangan karena tidak Islam, lalu kamu memusuhi mereka. Karena mutiara

itu kececer dan dipegang oleh orang lain, maka ambil kembali hikah itu.

Contoh: Penelitian itu kan perintah Islam, lalu kenapa kita tidak

memakai hasil penelitian orang Eropa?. Dulu, sebelum orang Eropa maju,

yang bisa meneliti dalam bidang kedokteran, matematika, gizi, dsb.

diteliti oleh ulama'-ulama' Islam. Oleh karena itu, ambillah hikmah

dari mana saja, asal hikmah itu benar menurut syariat Islam.

Jadi, tidak bagus kalau ada orang yang membeda-bedakan antara

daerah Islam dengan daerah yang tidak Islam. Karena di daerah Islam itu

ada tauhid, namun ada kelemahan; sedangkan di daerah yang tidak Islam,

ada kekufuran, namun ada kelebihannya. Hanya saja, sampai hari ini,

orang-orang Timur Tengah, masih juga membagi peta antara Negara Islam

dengan Negara tidak Islam, padahal mutiara-mutiara Islam sebagai agama,

telah tercecer di sana-sana, karena tidak dipegang oleh orang muslim di

negara Islam itu sendiri.

Ketika saya masuk Somalia, penduduknya begitu miskin. Kalau di sana

ada orang bisa makan cukup setiap hari, itu sudah Alhamdulillah.

Padahal Negara ini mempunyai tambang-tambang yang banyak. Ini semua

mengingatkan kita, kenapa Negeri Islam, penduduknya miskin-miskin,

sedangkan penduduk di daerah non-muslim kok tidak demikian. Ilmu memang

ada di sini, namun yang melakukan adalah orang di luar Islam. Jadi,

ilmu etos kerja, ilmu penelitian dan kerja keras adalah Islami. Mereka

yang melakukan ilmu itu, meskipun ndak pakai syahadat; sedangkan di

Negara-negara Islam pakai syahadat, tapi ilmunya tidak diamalkan. Jadi,

kalau syahadat itu ibarat lokomitif, sedangkan gerbongnya adalah ilmu.

Baik lokomotif maupun gerbong, itu sama-sama diperlukan. Kalau ada

lokomotif ndak pakai gerbong, itu kan lucu.

Akhirnya di Negara-negara Islam, penduduknya bertentangan karena

selisih paham, saling bunuh-membunuh karena selisih aliran, dsb. Jadi,

Islam yang kaffah itu bukan Negara harus distempel Islam, namun

unsur-unsur ke-Islam-an yang harus diterapkan di Negara itu. Nah,

sekarang itu, golongan seperti Hizbut Tahrir, FPI, dsb. mengatakan

bahwa Islam Kaffah adalah kalau Indonesia yang dihuni oleh banyak orang

Islam ini, distempel Islam; ndak peduli apakah masyarakat di dalamnya

itu menjadi maling atau tidak. Padahal yang akan dihisab nanti adalah

orang-perorang, bukan institusi. Jadi yang harus bertanggung jawab

adalah individu, bukan nation state-nya. Baru pemahamannya saja, mereka

sudah menceng dan tidak karu-karuan. Mereka itu sebenarnya tidak

kaffah, tapi merasa paling kaffah. Kemarin saya didatangi oleh Redaktur

Majalah Sabili; saya dikritik karena saya kok masih mempertahankan

Pancasila, kenapa kok tidak setuju dengan Khilafah, berarti tidak

kaffah. Lalu saya jawab: Lho, yang dimaksud kaffah bukan

simbolistik- simbolistik, melainkan hikmah-hikmah Islam yang berserakan,

kemudian dijadikan satu, itulah Islam kaffah.

Untuk mengerti bahwa shadaqah itu penting, kita cukup membaca

Hadits. Akan tetapi untuk menciptaan masyarakat yang mampu bersedekah,

maka tidak cukup hanya dengan menghafalkan Hadits-hadits, karena itu

adalah proses perjuangan ekonomi kerakyatan. Sementara sekolah-sekolah

Islam yang di Timur Tengah, isinya menghafal saja, sehingga berhenti

sampai hafalan, tidak pada aktualisasinya.  Dino-dino omongane
dalil (sehari- hari bicara dalil. red), tapi dalil iku gak tahu
dilakoni (tidak pernah dilakukan. red).

Semua ini menjadikan saya termenung. Sudah berapa Negara yang saya

kelilingi, saya kira sudah lebih dari 40 Negara. Namun, untuk kunjungan

ke China, rasanya lain bagi saya. Bagaimana tidak?, mereka punya

sesuatu, tapi tidak mau pakai; mempunyai etos kerja tinggi, tetapi

hidup sederhana; barang yang terbaik untuk dijual, sedangkan yang asal

jadi, dipakai sendiri. Mereka juga jarang yang mau pakai sepeda motor,

karena mengakibatkan polusi dan tidak sehat. Maka dari itu, umure wong
Chino iku dowo-dowo, gak mati-mati sampek tuek tuyuk-tuyuk ( umur orang
china itu panjang-panjang, tidak mati-mati sampai tua. red) , bahkan mencapai
usia lebih dari 100 tahun.

Jadi, budaya kita ternyata tidak produktif. Bagaimana kita bisa

mempunyai budaya yang produktif, tapi etis dan tauhidi dan Islami, ini

baru menjadi bangunan dari fiddunya hasanah wa fil akhriati hasanah.

Saya masih akan ke Moskow. Rusia itu dedengkot komunis dunia. Mereka

telah mendirikan komunisme yang bertahan selama 70 tahun, lalu ambruk.

Kenapa Rusia setelah direformasi, kok ambruk, sedangkan China setelah

reformasi kok malah melejit, padahal keduanya sama-sama komunis?. Itu

karena komunis di China menggunakan budaya China, yaitu makan kurang

dari penghasilan; sementara orang Rusia, biaya makan melebihi kapasitas

hasil kerjanya. Sekarang ini orang China pergi ke Moskow secara

besar-besaran untuk menggarap pertanian-pertanian . Sehingga sekarang

ini Rusia tampaknya berada di bawah kendali RRC.

Ketika saya di China, saya bertemu dengan pedagang Amerika yang

berasal dari Wall Street di New york. Dia minta dengan hormat, supaya

China itu tidak mengekspor barang-barang seperti sekarang ini, karena

kalau ini diteruskan, maka perekonomian akan ambruk dalam 5 tahun.

Jawabnya orang China: "Saya tidak ingin mengekspor barang saya, kalau

rakyat Anda tidak ingin membeli barang saya". Itungan China kan begini:

Penduduk China itu berjumlah 1.3 Milyar jiwa, kalau setiap orang

memperoleh bati 1$ saja, berarti untunganya sudah mencapai 1.3 Milyar

dollar. Jadi, gimana mereka mau disaingi, itu kan ndak mungkin.

disadur oleh alhikam team.

Thursday, November 17, 2011

"PIKIRAN"


Menarik mengamati perkataan dari Eleanor Roosevelt, mantan Presiden USA yg mengatakan :
"Small Minds discuss people,
Average Minds discuss events,
Great Minds discuss ideas".

“Pikiran Kecil membicarakan orang.
Pikiran Sedang membicarakan peristiwa.
Pikiran Besar membicarakan gagasan”.

Gagal pulang...





sedih, sedih, sedih......
jadwal kereta Matarmaja jam 14.00 sudah terlewat. gagal pulang, padahal ortu jumat baru pulang dari ibadah haji. betapa gobloknya..... bingung..... bimbang, apakah memberatkan pekerjaan atau orang tua??
istri tercinta sudah marah2 mendengar saya gak jadi pulang.
pengen marah, tp pd siapa?
apakah diriku berlebihan?
huh...kesel jg ya.......

Tuesday, November 1, 2011

Negeri dongeng "Indinisi"



dimana-mana banyak menyebut negeri Indinisi indah alamnya, kaya sumber hasil buminya, kesuburan tanahnya, melimpah hasil lautnya. posisi yg sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia. negeri kepulauan yg ramah dan majemuk masyarakatnya. bahkan ada juga yg menyebutnya tanah surgawi, heheheheeeee... kejayaan masa lalunya yg sering dibanggakan menjadi kepuasan tersendiri. haduh... nikmatnya negeri ini......
Indinisi menjadi pujaan negara2 lain, karena berbagai hal. ada yg sekedar mengagumi, bahkan ada yg ingin memiliki indah nan elok ini.

namun kondisi saat ini sangat bertolak belakang

kehabisan tiket kereta Brantas & Matarmaja

bismillahirrohmanirrohim


31-10-2011
bermodalkan pinjam motor dr seorang temen di kantor, saya bertujuan untuk membeli tiket kereta di jatinegara dan pasar senen untuk pulang kampung di kediri pada tanggal 4 nov 2011. sesampainya di 2 tempat itu ternyata tidak sesuai dg bayanganku, ramenya naudzubillah parah hampir seperti hari raya idul fitri. ternyata tiket habis untuk tanggal 1-5 nov 2011. gileeeeee...... lha dr sini ini pikiran akal diputar terus untuk solusi gimana caranya bisa sampe rumah tepat waktu itu. mulai dari