Ini hanya bentuk catatan, hanya sekedar tulisan, mengarang indah hasil dari buah pikiran dan pengalaman hidup. Syukur-syukur suatu saat bisa bermanfaat untuk anak-anakku atau orang lain.
Tuesday, January 22, 2013
Putriku hanya untuk sesaat
Assalamu'alaikum
Kenangan almarhum putri yang bernama Velandrya Aqlina Humaira / Vela (Kediri,1 Juli 2011 - 6 Juli 2011)
Kami merawatnya dengan baik saat dibulan-bulan kehamilannya. Memanjakannya dan mengajak bermain saat dia ada di kandungan, tendangann-tendangannya
Saat di RS istri melahirkan putri kami, saya benar-benar merasakan betapa sakitnya seorang ibu saat melahirkan anaknya. Tak henti-hentinya air mata keharuan ini mengalir saat disamping istri yg sedang dalam proses kelahiran.
Subhanalloh.....sejak itu saya benar-benar berpikir tentang seorang ibu. Seperti ibarat "surga ditelapak kaki ibu" sangat nyata disaat proses kelahiran itu.
Akhirnya saya menjadi seorang ayah setelah putri kami lahir dan segera terkumandangkan adzan, dan dibersihkan. Bulu rambutnya yang tergolong lebat, jari lentiknya yang imut. Gerakannya yang ingin ku gendong dengan segera.
akan tetapi, Putri kami yg kulitnya masih memerah harus segera dibawa ke tempat inkubator, karena ukurannya yg tergolong masih kecil, yaitu 1.6 Kg. Sejak saat itu kondisinya mulai berubah. Kondisi Vela terus menurun tidak stabil. Tindakan medis pun dilakukan terhadap Putriku. Setiap hari saya menunggu dan melihat anakku disuntik, dia menangis tapi bersuara lirih. Anak sekecil itu sudah merasakan obat-obatan, air mata mengalir kalau lihat si kecil seperti itu. Saya selalu mengelus kulitnya yg lembut, rambutnya yang lebat. Seandainya bisa, rasa sakit yg dialami putriku bisa dipindah ke saya.
Cairan coklat mengalir dari mulutnya, yang kata susternya ada pendarahan di paru-parunya. Sedih.... tak terbendung..... Vela terus bergerak dan menangis tak bersuara. Saya tahu sekali dia sangat kesakitan, sangat sakit tapi tak bisa berteriak atau berkata apapun.... kesakitan itu berlangsung selama 5 hari. Doa-doaku selama itu selalu terpusatkan pada putriku, semoga segera diberikan kebaikan untuk putriku, yaitu kebaikan untuk tinggal atau meninggalkan.
Saya melihat masa-masa sakaratul maut putriku Vela di hari ke-6 siang. Putriku Vela sudah tidak bergerak seperti hari-hari sebelumnya lagi, hanya hentakan-hentakan kecil dari nafasnya.
Tepatnya saat maghrib tanggal 6 Juli 2011 anakku putriku yg imut dan cantik Vela telah tiada. Innalillahiwainnalillahirojiun.....
Masih sendirian di depan ruang bayi, saya menangis sangat tak tertahankan. Saat itu air mata tak ada habisnya mengalir. Sangat tak bisa ditahan lirih suara tangis & air mata seorang ayah yang ingin sekali meminang putrinya itu. Hingga para kerabat berdatangan untuk menjemput jenazah putri kami.
Akhirnya sayapun bisa gendong putriku menuju ke rumah, tp Vela tak seperti yg lain, yg bisa menangis dan disambut bahagia keluarga.
tp sy menggendong jenasah dari anakq Vela ke rumah, yg disambut tangis duka keluargaku beserta para tetangga yg berdatangan.
Putriku tampak tidur sangat terlelap diatas meja kecil dengan berselimutkan jarit cokelat, dengan jarinya yang lentik mendekap dengan tenang. Sangat damai tidurnya hingga tak terbangun sepanjang waktu.
Malam itu dan baru seumur hidupku saya bisa memandikan anakku sendiri, namun......... lagi-lagi....... dia tak bergerak.
Saya menggendong dan mendekapnya selama perjalanan ke makam dimalam itu juga.
Sendu saat Vela digendong menuju tempat tidurnya yg abadi dan dia terbaring dengan balutan selimut putih.
Kami akan selalu menghangatkanmu dengan doa-doa kami untukmu.
"dek Vela apakah kau kedinginan disitu? apakah kau ketakutan dalam gelap?"
Seharusnya kau tidur dalam kehangatan bundamu untuk menikmati tegukan air susu yang khusus untukmu dan kehangatan dekapan ayahmu. Kau bisa lelap dalam pelukanku.
Kasurmu yg nyaman telah kupersiapkan. Pakaianmu yg imut dan lucu sedang menunggu untuk kau pakai dirumah. Botol susumu uda siap untuk kau hisap.
Tapi, kau ...........
Menjadi peri mungil yg cantik........
Menjadi bidadari surga untuk mendapatkan yang lebih dari yang kami persiapkan untukmu
"Anakku, kau pernah menjadi kebahagiaan kami walau hanya sejenak. Kau kesakitan hanya untuk 5 hari saja. Tapi kau juga tetap selalu menjadi kebahagiaan kami, karena kau telah menjadi bidadari cantik di surga. dan kami kelak akan melihatmu saat dewasa dan cantik di surga."
Semoga para orangtua selalu menyayangi anugrah, yaitu anak.
Wassalamu'alaikum
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment